Sabtu, 07 Mei 2011

2. Verrenigde Oost-Indische Compagnie (V.O.C.)

Vereenigde Oost-Idische Compagnie. (V.O.C) apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti Perkumpulan Dagang Hindia Timur, tetapi umum biasa menyebut Kompeni. Selanjutnya nama Kompeni akan kami pergunakan disini.

AWAL BERDIRINYA KOMPENI. Karena banyaknya perkumpulan-perkumpulan dagang dari Belanda yang mengirimkan kapal-kapalnya ke Indonesia, maka saat itu terjadilah  persaingan diantara mereka dan keuntungan mereka makin lama makin sedikit. Kemudian timbul anjuran untuk mempersatukan perkumpulan-perkumpulan itu. Anjuran itu tidak mudah dilaksanakan, karena ada perkumpulan yang takut , kalau -kalau kepentingannya terdesak, tetapi berkat kebijaksanaan Johan van Oldenbarneveld (pemimpin pemerintahan negara Belanda) dan Pangeran Mauritius, persatuan itu dapat tercapai.

Pada tanggal 20 Maret 1602 pemerintah Belanda memberi pengesahan perjanjian dagang (octrooi) kepada Vereenigde Oost-Indische Compagnie (V.O.C). Perjanjian itu terdiri dari 46 pasal, maksud yang terpenting dari perjanjian itu adalah :
1. V.O.C diberi hak untuk berdagang didaerah-daerah sebelh timur  dari Cabo bonna Esperanza (Tanjung harapan) sampai ke selat Maghelan.
2. Orang atau badan lain dari Republik tidak diperbolehkan berlayar atau berdagang didaerah tersebut, Ini berarti bahwa VOC mendapat hak monopoli berdagang.
3. Kompeni berhak di daerah tersebut, atas nama pemerintah Republik merebut daerah, mendirikan benteng-benteng, mengadakan perjanjian dengan raja-raja, membentuk angkatan darat dan laut, untuk keamanan mengatur kepolisian dan pengadilan, mengangkat dan menghentikan pegawai-pegawai.
Hak-hak itu, yang biasanya milik badan pemerintah, oleh Republik diberikan kepada sebuah perkumpulan dagang, sehingga kompeni dapat bertindak seperti sebuah pemerintahan. Disinilah letak kekuasaan Kompeni, yang tidak terbatas, tetapi disini pulalah letak pokok pangkal runtuhnya Kompeni/V.OC..

Perjanjian dagang itu diberikan untuk 21 tahun lamanya, tetapi saat itu dapat diperpanjang dengan memperbaharui perjanjian.
Pemerintah Republik menyokong terbentuknya V.O.C dan memberikan kedaulatan negara kepadanya bukan saja untuk menolong supaya usaha bedan itu berhasil, dapat menjaga keamanan dan harta bendanya ditempat Kompeni berdagang, tetapi ada maksud lain, yang langsung menguntungkan Republik. Bukankah Republik pada waktu itu sedang berperang melawan Spanyol dan Portugis? Bukankah kedua negeri musuh itu mempunyai kedudukan-kedudukan dagang di Indonesia dan India?

Dengan diberinya kekuasaaan untuk memiliki angkatan-angkatan darat dan laut, dapatlah Kompeni mengganggu bangsa Spanyol dan Portugis didaerah Timur untuk mengurangi tekanan Spanyol kepada Republik; setidaknya Kompeni dapat membantu Republik dalam perangnya dan itu memeng manjadi salah satu kewajiban Kompeni, yang ditegaskan dalam perjanjian dagangnya (octrooi).

SUSUNAN PIMPINAN. Kompeni/V.O.C terdiri dari 6 delegasi perkumpulan dagang, yaitu di Amsterdam, Zeeland, Rotterdam, Delft, Hoorn, dan Enkhuizen dengan modal sejumlah 6,5 juta rupiah.

Tiap-tiap perkumpulan mengirimkan wakilnya, yang dijadikan pucuk pimpinan Kompeni. Awalnya anggota pucuk pimpinan itu terdiri dari 73 orang, kemudian karena anggotanya ada yang meninggal dan mengundurkan diri, menjadi 60 orang dan disesuaikan menurut besar kecilnya badan yang diwakilinya. Amsterdam diwakili oleh 20 orang, Zeeland oleh 12 orang, dan tiap-tiap perkumpulan dagang yang lainnya oleh 7 orang.

Pimpinan sehari-hari dijalankan oleh 17 orang, dipilih dari antara mereka dan biasa disebut Tuan-Tuan XVII/Heeren XVII, direktur-direktur atau majores. Badan inilah yang menentukan garis-garis besar dari segala tindakan kompeni.

LABA DAN PIMPINAN DI INDONESIA. Tujuh tahun pertama sejak berdirinya kompeni adalah tahun persiapan. Banyak uang yang dikeluarkan untuk memepersiapken kapal-kapal, mendirikan kantor-kantor, dan perjuangan untuk mengusir orang Portugis dan Spanyol. Karena itulah maka selama masa persiapan itu kompeni belum mendapatkan keuntungan. Tetapi menurut pendapat Tuan-Tuan XVII bukan karena itu saja, tetapi juga karena saat itu belum ada aturan yang tepat. Diantara kelengkapan-kelengkapan kapal dari Belanda yang bertolak ke Indonesia tidak ada kerjasama, tiap-tiap laksamana bertindak sendiri-sendiri tidak ada koordinasai diantara mereka. Juga diantara kantor-kantor tiap wilayah tidak ada hubungan yang erat. Untuk memperbaiki kesalahan itu, maka Kompeni harus mempunyai satu pimpinan yang kuat di Indonesia.

Tanggal 27 Nopember 1609 maka diangkatlah Pieter Both sebagai Gubernur Jendral untuk mengatur pemerintahan di Indonesia dibantu oleh Dewan Hindia, yang terdiri dari 5 orang anggota.

Pieter Both

Tugas pertama dari Gubernur Jendral dan Dewan Hindia itu ialah menyelidiki keadaan diseluruh kantor-kantor Kompeni, menyelidiki bagaimana sikap raja-raja terhadap Kompeni, mencari tempat yang baik untuk pemusatan kapal-kapal yang datang dari negeri Belanda dan yang akan berangkat kesana, membangun benteng-benteng, kantor-kantor, pegawai , dan perusahaan Kompeni, menjaga jangan sampai ada pegawai yang berdagang untuk kepentingannya sendiri.

Dalam instruksinya ditegaskan pula, bahwa menguasai daerah bambu itu adalah penting sekali; orang lain harus ditolak dari daerah itu. Sebagai kedudukan pimpinan kompeni di Indonesia diusulkan Banten, Jakarta, atau Johor.

Tanggal 30 Januari 1610 berangkatlah Pieter Both dari Tessel mengepalai 8 buah kapal. Ikut bersama-sama Pieter Both berangkat pula beberapa keluarga , yang akan mendirikan kedudukan belanda ditempat kediaman Gubernur Jendral. Bulan Desember tahun itu juga sampailah kapal-kapal itu ke Banten.


Sejak berdirinya sampai tahun 1609 Kompeni tidak memberikan keuntungan, tatapi pada tahun 1610 telah membagikan keuntungan sebanyak tiga kali sejumlah 132,5%, tahun 1611 30% , jadi dalam dua tahun itu Kompeni mendapat laba 162,5%, tetapi keuntungan sebanyak itu yang diberikan dalam bentuk uang  kepada pemegang saham hanya 71,5%, sisanya dibayar dalam bentuk barang.

Antara tahun 1611 dan 1619 tidak ada pembagian laba. Tahun 1620 dibagikan 37,5%, tetapi untuk keperluan itu kompeni harus meminjam uang. Sampai tahun 1644 bila ada laba yang dibagikan, sebagian selalu dibayar dengan barang. Tetapi meskipun pembagian laba itu tidak teratur, selama Kompeni berdiri, keuntungan rata-rata yang diperoleh tidak kurang dari 18% setahun.

______________

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino and Spa, Atlantic City - DrmCD
    Borgata Hotel 이천 출장안마 Casino and Spa is a 시흥 출장샵 luxury property in Atlantic City, 1xbet 먹튀 New Jersey, United 용인 출장마사지 States. It is owned and operated by 강원도 출장샵 Caesars

    BalasHapus