ORANG BELANDA DATANG. Diantara banyaknya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang pertama kali diinjak oleh orang Belanda adalah Banten. Kedatangan pertama terjadi pada tahun 1596, dengan kedatangan kelengkapan kapal-kapal, yang dipimpin oleh Houtman, Kedatangan Houtman dan rombongannya yang disambut dengan ramah tamah, dan penghormatan yang pantas oleh warga pribumi, dibalas oleh Houtman dengan sikap yang jauh dari pada sopan, sehingga menimbulkan perkelahian.
Kesalahan mereka diperbaiki oleh kedatangan rombongan kedua, yang dipimpin oleh Van Neck. Van Neck menemui Mangkubumi, serta disampaikan kepadanya surat dan tanda mata dari Pangeran Maurits, yang dikatakan "raja Belanda". (Pada waktu itu Negri Belanda belum menjadi kerajaan).
Van Neck bertindak sopan, sehingga rombongannya diterima dengan penghormatan pula. Beberpa buah kapal milik rombongan Van Neck dapat segera di isi penuh dengan lada. Rombongan kapal yang telah terisi dangan lada dan rempah-rempah beserta kelengkapannya melanjutkan perjalanannya ke Maluku. Dalam Perjalanan pulang ke Belanda. Heemskerk, pembantu Van Neck singgah dahulu di Banten. Oleh Pangeran Mangkubumi dititipkan kepadanya surat untuk Pangeran Maurits.
LOJI PERTAMA. Selanjutnya orang Belanda diperbolehkan mendirikan sebuah kantor dagang (loji) di Banten. Dengan berdirinya kantor itu merupakan langkah awal kearah dimulainya penjajahan. Dari sinilah V.O.C/Kompeni mulai menjalankan politiknya, politik yang sudah ditentukan dan direncanakan di negri Belanda. Yaitu mendapatkan monopoli dagang dan sedapat mungkin merugikan musuh. Setiap Orang asing, terutama orang Inggris dan Portugis, yang datang ke Banten untuk berdagang diusirnya.Pada tahun 1603 Portugis diusir dari Banten, sehingga hanya orang Belandalah yang membeli hasil Bumi dari Banten, Jadi semuanya menurut kehendak Belanda, merekalah yang memegang perdagangan diseluruh Banten. Sementra orang banten sendiri lain lagi keinginannya, mereka menghendaki perdagangan yang bebas/merdeka; tiap-tiap orang diperbolehkan datang brjual-beli, karena itu mereka menarik orang-orang Inggris ke Banten.
Saat itu Pemimpin umum Perdagangan Kompeni dan Dewan Hindia yang berkedudukan di Banten adalah Jan Pieter Zoen Coen.
PEMERINTAH BANTEN.Yang menjadi sultan Banten saat itu adalah Abdulmafahir, beliau sudah dinobatkan menjadi sultan meskipun usianya baru beberapa bulan saja. Maka untuk menjalankan pemerintahan Banten ditunjuklah Jayanegara sebagai walinya. Pada tahun 1602 Jayanegara meninggal, kemudian diganti oleh saudaranya, tetapi tidak lama. Kemudain yang menjadi wali dalam menjalankan pemerintahan Banten adalah ibu kandung sultan sendiri, ialah Nyai Gede Wanagiri, sedangkan jabatan Mangkubumi dijabat oleh seorang pembesar yang kemudian menikah dengan Nyai Gede Wanagiri. Karena pernikahan ini kekuasaan Mangkubumi menjadi bertambah besar, tetapi kemudian ia beselisih dengan pangeran-pangeran lainnya dan dibunuh. Jabatan Mangkubumi diganti oleh Pangeran Aria Ranamanggala.
Pangeran Aria Ranamanggala memerintah dengan teguh dan mempunyai politik yang tegas. Ia menghormati orang Belanda dan orang-orang Eropa lainnya, karena mereka telah turut memajukan dan meramaikan perekonomian di Banten, tetapi ia tidak mau memberikan hak istimewa kepada siapapun. Karena itulah orang Belanda berpindah ke Jakarta, sebuah bandar/pelabuhan dekat muara sungai Ciliwung.
_____________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar